PDIP Ungkap Indikasi Manipulasi Daftar Pemilih Tetap di Jatim
JAKARTA | SURYA.CO.ID - PDI Perjuangan membeberkan adanya indikasi manipulasi daftar pemilih tetap (DPT) dengan modus kejahatan memasukkan data-data fiktif terkait rencana pelaksanaan Pemilu Legislatif. Manipulasi itu terkait penggandaan nomor induk kependudukan (NIK). Temuan ini didapat di beberapa daerah pemiluhan di Provinsi Jawa Timur.
“Apa yang terjadi di Bangkalan dan Sampang Madura, Jawa Timur, sangat mungkin bisa terjadi di daerah lain. Kami meminta kepada KPU untuk merevisi daftar pemilih tetap. Jangan sampai ada manipulasi dan gugatan di kemudian hari,” kata Sekjen DPP PDI-P Pramono Anung, Rabu (18/3/2009).
Pramono kemudian memaparkan, temuan soal NIK yang digandakan untuk beberapa pemilih. Nama pemilih NIK dan nama yang sama, tetapi berbeda tempat tanggal lahir dan alamatnya. “Indikasinya, nama orang yang dimaksud sama atau sebenarnya hanya 1 orang. Yang dirubah, tempat tanggal lahir dan alamatnya,” kata Pramono.
Kemudian, PDI-P menemukan nama pemilih dengan NIK dengan nama, tempat tanggal lahir dan alamat sama, akan tetapi alamat berbeda. Indikasinya, nama-nama orang yang dimaksud sebenarnya 1, hanya dirubah alamatnya saja.
“Juga ditemukan nama-nama pemilih dengan NIK dengan nama, tempat tanggal lahir dan alamat yang persis sama. Hanya dirubah nomor urutnya saja dalam DPT atau muncul berulang kali di beberapa TPS. Ditemukan pula nama pemilih dengan NIK yang tidak standar sesuai dengan UU No 23 Tahun 2006,” urainya.
“NIK yang seharusnya, unsur-unsurnya adalah angka telah dirubah dengan ditambahi huruf atau tanda baca (+). Bahkan ada NIK yang kurang dari 16 digit. Juga ditemukan nama pemilih yang umurnya di bawah 17 tahun. Pemilih dibawah usia 15 tahun dan belum menikah,” lanjut Pramono.
Tak hanya itu, PDI-P juga menekukan nama pemilih yang datanya kosong atau tidak lengkap. Tidak ada NIK, tempat tanggal lahir, umur, status perkawinan dan alamat pemilih. rachmat hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar