
Mewarnai Dinding Rumah
SURABAYA | SURYA Online - Putih, kuning, biru, atau warna-warna standar lainnya seringkali digunakan menjadi warna untuk dinding rumah. Membosankan menatap dinding warna polos tanpa motif. Mengapa tidak menggantikannya dengan sesuatu yang lebih ‘hidup’ untuk mencerahkan suasana rumah dan mood Anda?
Pelapis dinding atau wallpaper selalu dilirik menjadi alternatif jika bosan dan tidak ingin repot-repot menganti cat dinding dengan warna baru. Terlebih kini pelapis dinding hadir dengan begitu banyak pilihan. Bukan sekadar kaya warna. Desain pelapis dinding pun memiliki motif yang unik, menarik, dan tematik sesuai dengan tema ruang dan furnitur yang ada. Bahan pelapis dinding pun beragam.
Kelebihan lain memilih kertas pelapis dinding adalah proses pemasangannya yang relatif singkat ketimbang menggunakan cat dinding dengan luasan yang sama. Biasanya setelah dinding rumah di aci, hanya tinggal menunggu sekitar tiga hari atau paling lama satu minggu sampai acian benar-benar kering. Setelah itu, pelapis dinding bisa ditempelkan. Waktu menempelkan pelapis dinding ini juga lebih singkat dibandingkan dengan mengecat dinding dengan luas yang sama.
Kelebihan lain, bisa dipakai trik penggabungan warna yang diinginkannya dengan tekstur dan motif pelapis dinding yang sesuai. Asal proses penempelan pelapis dinding rapi, sambungan antarkertas penutup dinding bisa tersamar sempurna.
Namun, di balik dua keunggulan tersebut, pelapis dinding juga menyimpan kekurangan. Pemakaian pelapis dinding sebagai penutup dinding rumah di wilayah beriklim tropis seperti Indonesia, cukup rumit. Dengan curah hujan yang tinggi dan suhu yang lembab, pelapis dinding ini membutuhkan perawatan khusus.
“Karena pelapis dinding adalah kertas vinil yang menempel di dinding sehingga jika tidak dirawat baik-baik akan cepat rusak. Apalagi jika ruangan lembab. Itu sebabnya saya tidak memanfaatkan pelapis dinding untuk seluruh luasan dinding yang ada di rumah,” ucap Silla Prastawan, seorang perajin handycraft yang banyak berada di Bali ketimbang menempati rumahnya di Surabaya.
Silla menyebut hanya memanfaatkan pelapis dinding ini untuk ruangan-ruangan tertentu saja. Ruang belajar, ruang keluarga, dan kamar anak-anak. “Itupun tidak seluruh dinding ruangan dilapisi total dengan kertas pelapis dinding, hanya satu atau dua bidang dinding saja, hanya sebatas aksen untuk memberi atmosfer berbeda untuk sebuah ruangan,” imbuh Silla.
Silla membandingkan antara pemakaian pelapis dinding dengan mengecat ulang memang berbeda. Baik waktu pengerjaan maupun dana yang harus dikeluarkannya. Penggunaan cat akan lebih merepotkan selain waktu untuk mengecat rumah tentu saja lebih panjang. Setelah dinding diaci, butuh waktu jeda sekitar satu minggu, sebelum masuk ke tahap pengecatan.
Proses pengecatan pun tak cukup sekali saja. Untuk mendapatkan efek warna yang bagus, Anda bisa saja harus mengecatnya hingga empat lapisan. “Kalau untuk mewarnai dinding menggunakan cat maka waktu yang dibutuhkan memang cukup lama,” aku Silla. Keunggulan pemakaian cat untuk dinding adalah perawatan yang mudah. Cukup dikebas dengan kemoceng atau sapu dinding, debu bisa lepas. Atau, bisa juga dicuci dengan air.
Sebatas Aksen
Pemilihan pemakaian pelapis dinding memang tidak harus menghabiskan seluruh luasan dinding yang ada untuk diganti total dengan pelapis dinding. Kehadiran pelapis dinding ini bisa dicomot sebatas aksen untuk menimbulkan atmosfer dan kesan beda daripada sebelumnya.
Pelapis dinding kreasi Maya Romanoff ini misalnya. Desain dan motif pelapis dinding yang kuat meski dipasang hanya pada sebidang dinding saja, ternyata kehadiranya berhasil melahirkan energi positif pada sebuah suasana.
Motif polkadot besar dalam permainan warna cokelat terang dan gelap, berhasil menyatu dengan pemilihan furniture yang ada di dalam ruangan. Atau motif kayu berukir dalam dominasi warna cokelat juga mampu menghadirkan suasana berbeda dengan ruangan-ruangan lainnya.
Desain unik untuk pelapis dinding juga bisa dimunculkan lewat tampilan tiga dimensi. Pelapis dinding yang mengesankan mirip anyaman dalam warna kuning keemasan ini dipasang tanpa memenuhi seluruh dinding ruangan. Bahkan hanya secuil dinding saja yang dilapisi untuk memunculkan efek beda di dalam ruang baca sebuah rumah.
Imbuhan cahaya di belakang pelapis dinding yang dibuat dari bahan aluminium ini menghasilkan sensasi baru di dalam sebuah ruang baca. Terlebih ketika penerang di dalam ruangan ini dipadamkan, cahaya di balik pelapis dinding ini otomatis akan menggantikan fungsi penerang ruangan. Unik sekaligus elegan. tri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar